Angin dipagi itu berhembus sangat pelan. Sementara suara-suara deru ombak didepan Pantai cirocok Pariaman, terasa menggesek telinga. Tepatnya didepan rumah yang berjejeran, tampak seorang gadis yang cukup dewasa melamun dengan pandangan yang terlihat kosong. gadis biasa itu bernama Ines. Wajahnya menggambarkan dirinya yang terus dalam kesepian. Apalagi kesunyian itu mengingatkannya pada seorang pemuda yang membuat hatinya terasa sakit. Siapa lelaki itu? Dialah lelaki yang selalu diidamkannya . Sayangnya cinta gadis itu bertepuk sebelah tangan. Tapi tak bisa juga lelaki itu disalahkan. Karna ia tak kena mengena tentang perasaan yang melanda Ines saat itu. “Bagaimana aku harus menyalahkan semua ini padanya? Sedangkan ia tak pernah tahu bagaimana jeritan hatiku saat berhadapan dengannya”. Keluh gadis itu dalam hati.
13 Okt 2012
cerita pendek karya fide
Angin dipagi itu berhembus sangat pelan. Sementara suara-suara deru ombak didepan Pantai cirocok Pariaman, terasa menggesek telinga. Tepatnya didepan rumah yang berjejeran, tampak seorang gadis yang cukup dewasa melamun dengan pandangan yang terlihat kosong. gadis biasa itu bernama Ines. Wajahnya menggambarkan dirinya yang terus dalam kesepian. Apalagi kesunyian itu mengingatkannya pada seorang pemuda yang membuat hatinya terasa sakit. Siapa lelaki itu? Dialah lelaki yang selalu diidamkannya . Sayangnya cinta gadis itu bertepuk sebelah tangan. Tapi tak bisa juga lelaki itu disalahkan. Karna ia tak kena mengena tentang perasaan yang melanda Ines saat itu. “Bagaimana aku harus menyalahkan semua ini padanya? Sedangkan ia tak pernah tahu bagaimana jeritan hatiku saat berhadapan dengannya”. Keluh gadis itu dalam hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar