13 Okt 2012

cerita pendek karya fide


Angin dipagi itu berhembus sangat pelan. Sementara suara-suara deru ombak didepan Pantai cirocok Pariaman, terasa menggesek telinga. Tepatnya didepan rumah yang berjejeran, tampak seorang gadis yang cukup dewasa melamun dengan pandangan yang terlihat kosong. gadis biasa itu bernama Ines. Wajahnya menggambarkan dirinya yang terus dalam kesepian. Apalagi kesunyian itu mengingatkannya pada seorang pemuda yang membuat hatinya terasa sakit. Siapa lelaki itu? Dialah lelaki yang selalu diidamkannya . Sayangnya cinta gadis itu bertepuk sebelah tangan. Tapi tak bisa juga lelaki itu disalahkan. Karna ia tak kena mengena tentang perasaan yang melanda Ines saat itu. “Bagaimana aku harus menyalahkan semua ini padanya? Sedangkan ia tak pernah tahu bagaimana jeritan hatiku saat berhadapan dengannya”. Keluh gadis  itu dalam hati.


“Tunggu!!!!!! , Jerit wanita itu dalam menghentikan keluh kesah perasaannya. “Kenapa aku tak bilang saja padanya. Tentang rasa yang menggila ini. Atau kutitipkan saja salamku untuknya melalui orang yang dekat dengannya. Kenapa tidak, ini pasti bisa membantuku. Tapi ini kan gengsi. Dan menurutku itu harus dijaga. Habis harus bagaimana ?” ucapnya dalam resah yang berkepanjangan.
Gila….,dia memang sudah gila dengan sosok lelaki yang memiliki aura berbeda ini. Bedanya bukan karna tampannya saja. Tapi sholehnya. Ia tak pernah temui lelaki yang sholeh seperti itu di zaman yang bagitu pelik ini. Susah memang mencarinya. Saat ia masih hanyut dalam bayangan pemuda itu, datang Aira adik nya yang biasanya sengaja mengulahnya itu. Karna Aira tahu, selama ini kakaknya tak pernah menyukai lelaki sedemikian rupa. Hingga mampu mengubah air tenang menjadi ombak yang menerjang di lautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar